Insiden dalam acara Kick Andy. Peristiwa yg Menjadi Renungan.

Sebelum saya copas berita ini dari Klik saya pribadi yg membaca dan mendengar berita ini sedikit terheran-heran kenapa bisa ada masalah ini ??? tapi ini bisa jadi kita renungan kita bersama dalam menanggapi berita ini baik maupun buruknya.

Insiden Keluarnya Dewi Motik dan Pengusiran oleh Andi F Noya dalam Kick Andy

“Kami Tak Sudi  Diperintah Untuk bertepuk Tangan Atas Bencana Yang Kami Tangisi”.


Malam ini, Rabu 19 Januari 2011 saya mendapat
pembelajaran hidup  yang luar biasa hebat. Peristiwa yang menjadi guru
nan bijak bestari, dan tak mungkin akan terlupakan.
Sejak tadi SMS, dering telepon di HP dan rumah beberapa kali berbunyi
menanyakan keadaan saya setelah diusir Andi F Noya dari Metro TV, dalam
tapping acara Kick Andy (KA) tadi.
Lalu terpikirlah kini, ketimbang saya harus menceritakan kejadian
yang sama berulang-ulang, mending  saya tulis saja mumpung peristiwanya
masih segar dalam ingatan.
“Hah, mama diusir ? seriuuuuus ?” tanya anak-anak tak percaya.
Hehehe ga apa-apa diusir, asal setelah itu orang-orang
menyadari, dan menjadi lebih sensitif, mengapa kita mau diperintah,
harus bertepuk tangan untuk bencana yang kita tangisi?”.
Saya berusaha cengengesan.
Hmmm…Ceritanya berawal ketika hari minggu siang 16 Januari 2011,
pejuang anak dan ketahanan keluarga psikolog Elly Risman, mengirim pesan
singkat kepada Ibu Inke Maris (praktisi media, Ibu Wirianingsih (mantan
ketua PP Salimah, Ibu Masnah Sari(Mantan Ketua KPAI, Shakina( Direktur
Lembaga Manajemen Pendidikan Indonesia) dan saya sebagai pengurus ASA
Indonesia, agar kami berkenan  datang ke Metro TV, Rabu untuk mensupport
Ibu Elly yang diundang sebagai nara sumber dalam acara “KA”. Pada
awalnya saya sudah mengatakan tak bisa hadir karena sudah ada agenda
rapat. Namun karena Bu Inke Maris tiba-tiba kecelakaan, maka bu Elly
lagi-lagi meminta saya untuk berkenan hadir, paling tidak memperlihatkan
kekompakan kita.
Waktu itu kami semua berfikir dan membayangkan Ibu Elly Risman
pimpinan Yayasan Kita dan Buah Hati, sahabat seperjuangan kami  dalam
mendirikan organisasi perlindungan anak ASA INDONESIA,  akan dihadirkan
sebagai tokoh pejuang anak dan perempuan, yang menginspirasi banyak
orang dan layak jadi teladan, sebagaimana “Pahlawan di jalan sunyi” lain
yang sebelumnya kerap dihadirkan di KA.
Meski kami sudah mengusahakan hadir 30 menit sebelum tapping jam 17.00 seperti yang dijadwalkan, ternyata acara molor 2 jam lebih, toh undangan berusaha ikhlas demi mensupport pejuang
sekaliber Ibu Elly. Saya juga melihat begitu banyak petinggi dari
berbagai organisasi termasuk institusi/lembaga negara seperti Depkes,
Menkokesra, Menpora, dan lain-lain. (Semua tokoh yang saya tanyakan
mengaku hadir untuk mensupport Ibu Elly, bukan atas undangan pihak Metro TV). Tentu mereka mengorban waktu mereka yang demikian berharga.
Sebelum acara dimulai, seperti biasa, floor manager ( tak
taulah kalau di KA istilahnya apa) memberikan pengarahan yang antara
lain, harus bertepuk tangan dengan antusias kalau dia mengaba-aba,
mengawali tepuk tangan.
Sessi pertama Andi Noya menghadirkan seorang gadis remaja yang sejak
usia 16 tahun sudah terbiasa melakukan seks bebas dan kini menjadi PSK.
Kawan-kawan dari berbagai organisasi wanita di samping dan  belakang
saya mulai berbisik-bisik dan mengungkapkan kekecewaan, kenapa Andy
justru mengeksplor masalah ke”terjerumusannya”, bukan alert tentang bahaya seks bebas dan pornografi. Banyak ungkapan-ungkapan miris si gadis justru ditanggapi dengan joke
oleh Andi yang memberi kesan seolah membenarkan kebiasaan buruk si
gadis. Misalnya Andy bertanya “Apakah bunga ( nama samaran si gadis)
memilih-milih orang yang menerima jasanya(yang disebutnya sebagai
klien). Lalu si gadis menggeleng. Terus Andy mencecar terus, jadi ga
apa-apa kalau yang datang tipe begini, begitu…termasuk…”Jadi orang kribo
juga boleh?”, tanyanya nakal sambil ngakak menunjukkan ke ‘kriboan’nya.
Dan banyak lagi joke-joke yang sangat tidak pantas dilontarkan jika kita memang MEMPRIHATINKAN masalah tersebut.
Yang lebih mengecewakan, Ibu Elly Risman yang diundang sebagai nara sumber, ternyata hanya didudukkan di kursi audience,
lalu ditanya singkat, tanpa mempertajam “MATERI”, yang menyangkut
peringatan atas sesuatu yang selama ini selalu disebut bu Elly sebagai
“Bencana Kemanusiaan” . Ibu Elly tak lebih hanya dijadikan sebagai
“Asesoris” , pelengkap dan pemanis suatu acara…..dan sebagai alasan
untuk suatu show yang seimbang karena menghadirkan pakar.


Sampai selesai wawancara dengan PSK remaja perempuan tadi, tak
sekalipun Andy menanyakan dampak atau mudharat yang diterima si anak.
Semua pertanyaan-pertanyaan hanya memancing jawaban yang seolah-olah
memberikan pesan “Bahwa seks bebas adalah sesuatu yang lumrah bagi remaja, dan BETAPA MUDAHNYA MENCARI UANG DENGAN MENJUAL DIRI”.
Yang lebih miris, Andy memancing apa benar si gadis juga dipakai
pejabat penting ? Lalu tertawa-tawa ketika si gadis mengiyakan sembari
menyebut-nyebut pelanggannya dari berbagai lembaga terhormat negara
seperti DPR dan BIN. ( Kata-kata itu, lalu diulang-ulang dan diperdalam
dalam canda tawa) Agaknya memang dalam segala situasi dan program, sudah
menjadi rahasia umum, Metro TV senantiasa teramat BERSEMANGAT,
mencoreng wibawa pemerintah. Dan kebencian kepada pemerintah itu rupanya
harus dipupuk dan diekspresikan  di setiap tayangan.
Babak demi babak berlalu tanpa ada penekanan bahwa ini adalah sesuatu
yang harus diprihatinkan, maka diundang pula nara sumber kedua, seorang
PSK laki-laki berusia 19 tahun.  Andy kian berani dengan canda
vulgarnya, dan berusaha terus  mengilik si remaja untuk blak-blakan
menceritakan kisahnya sebagai PSK laki-laki dan gigolo dengan pasar 40 %
perempuan dan 60% laki-laki ( Tapi versi narator di film pendek yang
diputar 70% pelanggannya adalah laki-laki). Andi dengan leluasa
mengekspresikan ke’kagumannya’ atas “bualan” si anak yang katanya biasa
dibayar 2-15 juta perorang, dan sehari ia biasa melayani sekitar 3
orang. Tragisnya lagi, cerita MENGERIKAN yang diungkapkan si anak yang
merupakan berita duka untuk bangsa ini, justru harus diberi applause
saban si nara sumber selesai mengobral kisah yang itu kian seru dan
kian seru. Andi tak malu-malu mengumbar canda bahwa ia ngiri dengan
gigolo bau kencur ini, dan ini adalah sesuatu yang ia juga impikan di
masa muda, di saat masuk dalam obrolan bagaimana mereka ‘main dalam
mobil dengan beberapa orang gadis.  Sungguh-sungguh ini lawakan yang
menjijikkan, dan sangat melukai perasaan kita sebagai orang tua, dan
tentunya melukai perasaan orang-orang beragama dan BERADAB.
Saya benar-benar gelisah di antara tawa gaduh ratusan mahasiswa dan
anak muda yang diundang hadir, sembari sesekali menatap kawan-kawan,
termasuk bu Elly yang juga tak dapat menyembunyikan kegelisahan beliau.
Saat break, ketua Kowani Ibu Dewi Motik mengingatkan Andy, bahwa sangat
tak layak meminta orang bertepuk tangan untuk sesuatu yang
memprihatinkan. Berulang-ulang beliau mengatakan merasa didzalimi. Saya
juga meminta Andy untuk lebih memberi ruang kepada bu Elly sebagai
peringatan kepada masyarakat, terutama anak-anak, agar tidak melakukan
kesalahan yang sama. (Saya malahan berharap kehadiran kawan-kawan
aktifis yang juga berprofesi sebagai  dokter spesialis penyakit kelamin
dapat dijadikan sebagai info tambahan, bagaimana situasi dan  data-data
mengerikan di balik ruang prakteknya ).
Ekspektasi saya waktu itu, sebagai host yang bijak, Andy akan meminta masukan dari para pakar yang banyak hadir, bagaimana baiknya ending acara
ini agar tidak disalah pahami, dan pesan yang disampaikan membawa
manfaat untuk masyarakat, terutama anak mudanya agar jangan
sekali-sekali   meniru dan mengulangi kesalahan yang sama.
Duh….Alih-alih meminta saran, rasanya sungguh tak percaya,  Andy
terkenal dengan citranya yang ‘baik’malah mengusir saya dari ruangan.
Waktu Ibu Dewi Motik meninggalkan ruangan sembari mengucapkan kata-kata
yang kurang lebih seperti ini…. “Maaf Andy, saya terpaksa
meninggalkan ruangan ini, karena saya dizalimi. Saya pikir yang jadi
nara sumber Ibu Elly, tapi ternyata anda memaksa kami untuk bertepuk
tangan di tengah cerita yang menyedihkan dari anak-anak PSK ini “.
Saya
lihat Andy Noya dengan wajah tegang mempersilakan bu Dewi Motik yang
memang sudah berjalan pergi, untuk meninggalkan ruangan. Lalu sutradara
mengingatkan “Lihatlah acara ini dengan utuh”.  Ibu Elly Risman juga
berusaha menenangkan dengan mengatakan bahwa nanti di babak akhir acara
beliau akan mengingatkan masyarakat.
Biar ruangan tidak semakin gaduh,  saya mencoba menyabarkan diri
dengan bilang “Ya sudah kalau begitu, saya tetap akan di sini, dan
berharap semoga acara berjalan seperti yang dijanjikan”
Tak dinyana tak diduga, eh Andy dengan kasar  justru berulang-ulang
 bilang “Ibu juga ….Ibu harus pergi dari sini, kan ibu sudah tak tahan
kan…ibu harus pergi…Ibu harus pergi !!”
Otomatis sayapun mengikuti langkah Dewi Motik, disusul 2 orang
petinggi Kowani lainnya, setelah memohon pamit kepada Ibu Elly Risman
dan mensupport agar beliau tidak lupa menyampai pesan, betapa bahayanya
pornografi dan seks bebas.
Di perjalanan pulang, kami berempat tak henti-hentinya beristighfar
dan bersyukur kepada Allah, atas kekuatan yang diberikanNYA untuk
menyampaikan kebenaran ini. Kami tahu, sebagai host acara yang
cukup bagus, Andy F Noya senantiasa dihujani puja puji dan tepuk tangan.
Karena memang selama ini Andy begitu dikagumi lantaran program Kick
Andynya dianggap telah banyak menginspirasi orang. Mungkin karena
kehebatan itu. selama ini tak pernah ada yang berani mengingatkan  jika
suatu ketika Andy salah. Jadi wajar Andy sangat marah ketika kami
ingatkan bahwa tak selayaknya “KISAH HOROR” PSK remaja dieksploitir.
Hmmm tepuk tangan memang menikam rupanya.
Buat Andy F Noya, terimakasih telah mengusir saya
dengan begitu “SANTUN”.  Namun maaf sekali, saya tidak merasa lebih
terhina. Saya justru bersyukur,  karena setelah itu saya dapat kabar,
anda memberi ruang untuk Ibu Elly  bicara lebih banyak, ketimbang
sebelumnya. Saya sangat menyayangkan, show anda yang dikagumi selama ini
sebagai suatu tayangan yang “Mendidik”, di antara tayangan sampah,
ternyata juga “mengikuti selera rendah pasar” dan eksploitatif.
Anda keliru jika merasa hebat telah melecehkan orang lain.
Percayalah, kehormatan dimata manusia tak ada artinya, jika kita tak
punya kehormatan di mata Sang Maha Kuasa.  Kemuliaan seseorang tak
terusik dengan sangkaan manusia manapun.  Lagi pula  menghina dan
melecehkan orang lain, sesungguhnya kita justru tengah menghinakan dan
melecehkan diri sendiri.
Karena itu saya juga telah memaafkan anda tanpa diminta. Bagi saya
kejadian ini hanya teguran dan pembelajaran dari Allah buat saya, agar
kita jangan terlena jika sudah merasa berbuat baik, lalu merasa paling
benar dan paling hebat. Ya Allah ampuni hamba.
Oya, satu lagi kekecewaan yang ingin saya sampaikan  anda dan crew
Metro TV, tak sedikitpun melindungi identitas si nara sumber (PSK remaja
perempuan), begitu ia keluar studio rekaman. Saya dan Ibu Dewi Motik
langsung dapat mengenalinya dan sempat memeluk  serta menasehatinya.
Pakaian yang ia kenakan dan atribut yang menyertai masih sama dengan apa
yang ia pakai sewaktu dipanggung menjadi nara sumber yang bermandikan
cahaya dan sorot kamera. Padahal jika memang benar ia PSK remaja, yang
mau bertobat (seperti katanya)  tentu ia masih punya harapan untuk hidup
baik, bukan malah dieksploitasi dan  dipromosikannya  sebagai pelacur
!!! Pernahkah anda membayangkan, bagaimana perasaan anda jika nasib itu
menimpa anak anda sendiri ?
Ketika saya hendak menutup “Cerita menjelang tidur ini”, saya dapat SMS dari Ibu Elly Risman yang bertuliskan  

“Kau
benar adikku. Kakak Kecewa sampai tak tahu harus jawab apa. Tapi
mudah-mudahan pesan yang yang sedikit itu sampai. Kita Tidak dilibatkan
membuat programnya. Terimakasih ya sayang, telah bersikap”.



Ya Rabbana, berilah kami selalu kekuatan untuk  menyatakan kebenaran
jika itu benar, dan melawan segenap kemungkaran, meski hal itu harus
melukai diri sendiri.
Amin ya Rabbal Alamin.
(Tatty Elmir 19 Januari 2011)

Andy F Noya Menjawab

Pemilik akun twitter @indrasetiadi menuliskan di twitt-nya saat siaran Kick Andy on Radio Edisi Jumat  21 Jan 2010 di 99,1 Delta FM Jakarta yang isinya “Dan skrg Andy F.Noya tidak kalah dgn @dennyindrayana dlm mngklarifikasi msalah yg mnimpa mreka..”
Kamis lalu sejak malam hari, saya menerima banyak pertanyaan dari teman teman bahkan ada yg mengirimkan email ke saya seputar tulisan seorang Ibu diblognya yang diberi judul “Kisah  Dibalik Insiden Keluarnya Dewi Motik Dan Diusirnya Saya oleh Andy F Noya Dalam Kick Andy di Metro TV”. Mereka tahu saya akan bertemu dengannya setiap jumat malam di Jaringan Radio Delta FM, Jakarta Bandung, Surabaya, Medan, Menado dan Makassar dalam program Kick Andy on Radio.
Malam itu sebelum siaran saya bertanya kepada Bang Andy (begitu saya biasa menyapa beliau) apakah dia bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, beliau mengatakan bahwa sebenarnya belum ingin bicara banyak karena masih ada hal yang ingin dibicarakan dengan narasumbernya yang mengundang sang Ibu yang tulisannya banyak ditanyakan baik kesaya ataupun langsung ke beliau, tapi akhirnya Bang Andy pun bicara cukup banyak.
Lepas siaranpun masih banyak teman yang menanyakan perihal klarifikasi yang diberikan Bang Andy disiaran kami, untuk itulah saya mencoba menuliskan seperti apa siaran kami agar memudahkan saya menjawab pertanyaan itu.
Saya mencoba menuliskan apa yang disampaikan AFN dari siaran kami, pada setiap pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan sang Ibu, sesaat sebelum siaran AFN berpendapat sebaiknya kami  tidak menyebut nama sang ibu karena tidak fair saat ini hanya dia yang berbicara.

Berikut adalah kutipan jawaban dari Andy F Noya (AFN)  saat saya menanyakan hal yang banyak ditanyakan teman teman yang bersumber dari tulisan sang Ibu.

Segmen kedua pada saat program Kick Andy on Radio jumat lalu, saya bertanya :

Ada seorang Ibu yang mengaku, katakanlah dia mengaku karena saya baru membaca dari blognya , diusir di Kick Andy (KA), betul begitu? Sebetulnya apa yang terjadi ?
AFN:
Bisa betul atau tidak, tergantung dari sudut pandang,

Kalau begitu sebernarnya apa yg terjadi?
AFN:
Saya sebenarnya belum mau banyak berkomentar karena  pertama banyak sekali kesalahpahaman dari blog yang saya sdh baca, hati kecil saya rasanya ngga tahan untuk  ingin berkomentar tapi di satu sisi saya bilang  banyak hal yang sebenarnya harus saya dapatkan informasi sebenarnya apa yg terjadi krn dari blog itu,  saya agak bingung dengan beberapa  penilaian dia terhadap saya dan terhadap kejadian itu sendiri kemudian,  dalam topik yg pada waktu itu diangkat dalam rekaman, jadi informasi yg didapat ibu ini sangat  sedikit utk kemudian memberikan analisa yg panjang lebar karena beliau ini hanya (ada di) dua segmen dari sharusnya 6 segmen yang kami rekam.

Jadi Ibu itu pergi di segmen 2?
AFN:
Jadi begini, sedikit akan saya jelaskan, tapi nanti lebih jelasnya minggu depan karena malam ini saya akan bertemu dengan Ibu yang menjadi narasumber yang merupakan teman dari ibu yang menulis di blog saya ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sebelum saya memberikan komentar panjang lebar. Ini sedikit gambaran situasinya, jadi topik yang saya angkat adalah seks dikalangan remaja, tepatnya nanti judulnya “Ancaman seks bebas dikalangan remaja”.  Nah hal ini saya diskusikan dengan Ibu Elly Risman , saya bilang saya mau angkat topik ini  bersediakah anda untuk hadir (tentunya melalui tim Kick Andy) memberikan perspektif tentang bahaya seks bebas dikalangan remaja,  karena beliau ini sempat kita wawancara di Delta FM minggu lalu soal pornografi dikalangan anak anak, Ibu Elly ini sebenarnya pernah melakukan presentasi dihadapan tim Kick Andy,  dan saya sangat terkesan dan oleh karena itu muncul gagasan untuk mengangkat seks dikalangan remaja ini, saya bilang ini kita harus lakukan satu gerakan perang melawan pornografi dikalangan remaja karena kekhawatiran berangkat dari yang kita angkat minggu lalu bahwa adanya survey dari BKKBN bahwa 51 dari 100 remaja sudah tidak perawan, saya galau, jadi berangkat dari kenapa sih Kick Andy mengangkat topik ini.
Kalau disitu dalam tulisan kan dikesankan saya mengeksploitasi seks, saya ini satu program yang katanya bagus tapi ternyata mengikuti selera pasar , saya bilang ini kan belum selesai waktu itu, tapi begini,  ceritanya singkatnya,  ketika kami angkat (topik ini) ada Ibu ibu yang terlambat datang,  tradisi Kick Andy pertama waktu kita mengundang orang, kita melalui telpon kita jelaskan topiknya ini narasumbernya ini, ceritanya begini masih bersediakah datang?.
Karena  kita tidak mau juga ada orang yang merasa topik itu penting,  kedua mungkin bertentangan dengan prinsip prinsip hidupnya dan kita harus hargai itu.  Artinya orang datang ke Kick Andy pertama dia sudah tahu topiknya, kedua narasumbernya, ketiga pesan moral apa yang mau disampaikan jadi sudah clear dulu. Setiap kali  mau rekaman saya kembali mengingatkan Ibu Ibu Bapak Bapak, Adik Adik semua topik kita kali ini adalah  pesan moral yang ingin disampaikan adalah ini supaya orang bisa mengikuti apa yang mau disampaikan. Sayangnya mungkin Ibu Dewi Motik dan teman teman terlambat, ketika saya sudah selesai menjelaskan.
Jadi Ibu diblog itu menyebutkan acara molor dari jam 5, bukan molor tadi kan di awal dijelaskan (pada segmen awal siaran kami sempat AFN menjelaskan setiap taping Kick Andy, undangan datang jam 5 sore, karena biasanya ada rombongan yang datang dari luar kota menggunakan bus, jadi jam 5 datang untuk registrasi, kemudian diberikan snack, agar mereka juga bisa beristirahat sejenak, diberikan suguhan musik dan kemudian sholat maghrib, jam 6.30 naik ke grand studio Metro TV diawali dengan acara suguhan musik ataupun berbeda beda setiap acaranya baru jam 7 tepat dimulai proses rekaman, dan ini sudah berlangsung selama 5 tahun).
Dia menganggap itu molor 2 jam, ok engga apa, ini mungkin kan karena tidak biasa nonton Kick Andy atau mungkin belum dapat informasi. Kedua mungkin karena beliau bukan undangan Kick Andy tapi diundang oleh ibu narasumber kita ibu Elly Risman jadi mungkin dia belum mendapatkan penjelasan yang cukup mengenai topik ini jadi begitu duduk melihat kok apa yg  terjadi kok begini, dan kemudian berikutnya saya menangkap, karena ini kan ditengah saya lagi konsentrasi rekaman tiba tiba ibu Dewi Motik bilang : “Wah saya tidak tahan ini, saya di dzolimi, saya engga tahan Andy “, saya bilang : “Udah sabar, ini kan belum selesai nanti anda akan tau sebenarnya apa ceritanya”, “Engga, engga saya engga tahan, saya di dzolimi, saya didzolimi” , walaupun saya engga tau ini saya mendzolimi apa, karena memang pada waktu itu ada topik gigolo, anak anak, tapi kenapa saya angkat topik ini anak anak sebagai gigolo, anak remaja ini sebagai pekerja seks komersial sebenarnya saya mau jelaskan nanti hari jumat panjang lebar supaya semua orang tau dan pada saat nonton nanti bisa tau dan menilai karena prinsip dasarnya dulu saya ingin mengemukakan fakta bahwa apa yang  disurvey oleh BKKBN itu ada. Benar bahwa ada anak remaja melakukan hubungan seks pada saat dia SMP, SMA kemudian lebih parah lagi itu bisa menjadi keterusan dan dia bisa menjadi PSK. Nah diujung segmen itu ada pernyataan bahwa dia menyesali semua ini dan ingin keluar dari hal semacam ini.

Segmen 3

Di kaskus ditulis narasumber Kick Andy diusir karena engga mau tepuk tangan?
AFN :
Tertawa, tapi masuk akal engga?

Mmm, engga tau
Engga tau,  ya saya engga tau apa yang terjadi karena saya baru baca dari blog Ibu ini beliau banyak sekali komplain-nya, tapi saya ingin dengar dulu dari Bang Andy,
AFN:
Ok Cerita dulu ya, kenapa sampai ada kata “di usir”. Kemudian pertama saya tampilkan satu remaja, nanti yang dipersoalkan juga adalah soal melindungi remaja tersebut, pertama remaja putri yang saya tampilkan, perlu saya ceritakan dia ini anak muda yang sudah melakukan hubungan seks sejak SMA bersama pacarnya umur 16 tahun  sudah melakukan hubungan seks.
Sebentar ini sekaligus menjawab pertanyaan pendengar dari @medialiterasi : benarkah yang ditampilkan itu remaja umur 16 thn kalau benar kenapa seks bebas dikaitkan dengan PSK
AFN:
Pertama yang saya ingin kemukakan waktu itu adalah  apa betul banyak reemaja, banyak berdasarkan data BKKN tadi, 51 % (51% dari 100 remaja di Jabodetabek sudah tidak perawan)  apa betul dan komnas anak juga pernah mengangkat  kisah bagaimana 93%  dari temuan yang mereka lakukan itu juga sama, ada yang sudah menonton film porno, melakukan oral seks, 97, berapa persen, dan yang paling menyedihkan adalah sebagian besar sudah melakukan hubungan seks, data ini akan saya sampaikan dalam tayangan itu.  Kemudian adik kita ini kita temukan, kita validasi, kita cek ulang, anak ini menjadi PSK, kenapa menjadi PSK, berawal dari hubungan seks usia dini., kemudian keterusan dan akhirnya dia terjebak, cerita bagaimana dia terjebak ini sebenarnya pembelajaran bagi para orang tua, fakta, anak anak yang sudah melakukan ini, kemungkinannya ini, dan seterusnya dan seterusnya, dimana mereka melakukannya, bagaimana, siapa, buat saya itu penting, kenapa, karena dari situ orang tua akan belajar.
Lalu, dianggap tidak melindungi narasumber, jadi begini, ketika tim KA menemukan anak ini katakanlah namanya A, saya tanya ini nama asli atau bukan,  ini pun yang kemudian dituliskan diblog, kalau akhirnya terungkap nama sebenarnya, itupun nama bukan nama sebenarnya,  itu nama samaran dia ketika menjadi PSK, nama sebenarnya bukan itu, tapi itupun saya bilang tidak boleh (ditampilkan) walaupun menurut tim KA sang anak tidak keberatan nama itu (nama samaran saat menjadi PSK) dipergunakan dalam video rekaman yang ditayangkan sebelum memulai segmen tersebut, tapi saat kami rapat lagi sekitar 2-3 jam sebelum show rekaman dan saya lihat , saya mengatakan tidak boleh  dan harus disamarkan lagi , maka saya menyebutnya “Bunga” .
Tapi karena perubahan nama ini dadakan, maka Bunga ini tidak siap, kadang kadang dia (keceplosan) menyebut namanya  (nama samaran saat menjadi PSK/nama panggungnya) dia terpeleset menyebutkan nama panggungnya, bukan nama asli, kemudian di video tape yang ditampilkan,  narasi menyebutkan : Si A ketika berusia 16 tahun dia sudah melakukan hubungan seks dengan pacarnya, bla bla bla…Saya mengatakan waktu ditayangkan (DiMetro TV) diganti, waktu sdh tidak ada, nah karena itu dengan niat baik, pada waktu distudio saya mengatakan, Ibu Ibu dan Bapak Bapak yang ada distudio, minta maaf tadi anda mendengar nama yang berbeda, bisakah kita menganggap nama itu tidak ada, karena saya akan menyebutnya : Bunga, dan saya bercanda, jadi Ibu Ibu, Bapak Bapak namanya siapa? Semua menjawab : Bunga, saya bilang : Pinter…jadi kita sepakat nama adik ini Bunga, baru kita lanjutkan.
Begitu juga dengan Justin, ini punya nama B, nama B ini nama  samaran/nama panggung, itupun jangan digunakan, kita cari nama lain,  Justin, jadi double cover. Nah remaja putri ini saya tanya apakah rambutnya panjang, karena kalau panjang kita berikan wig pendek, jadi sudah nama samaran, pake wig, dan pake topeng, hal hal semacam ini, sudah berlangsung selama 5 thn kita mengangkat hal hal seperti ini bukan baru sekarang, kami sudah membuktikan program ini bukan program yang mengikuti selera pasar hanya karena seks.
Nah kemudian kesalahpahaman yang menarik lagi adalah,  setelah Ibu Dewi Motik menyatakan sudah tidak tahan, saya bilang ya sudah kalau Ibu sudah tidak tahan Ibu keluar
Sebentar Ibu Dewi Motik ini mengatakan tidak tahan pada saat pada saat bang Andy menampilkan narasumber ini (gigolo)?

AFN:
Waktu soal Bunga, dia (Dewi Motik) tidak ada masalah, pada saat B, (gigolo) dia mengatakan kliennya adalah ibu ibu, dan Ibu Dewi Motik mengatakan: “Aku  sudah tidak tahan, aku merasa di dzolimi”,  Nah saya pikir masih bercanda, karena saya ini dengan Ibu Dewi Motik ini dekat dan kita suka bercanda, saya pikir bercanda, saya bilang : “Sudah tunggu dulu, nanti juga ada penjelasan penjelasannya,  dia berkata : “Saya sudah tidak tahan saya merasa sudah di dzolimi”,  dan saya berfikir ini tidak bisa (proses)  taping ini harus berjalan, saya bilang : “Kalau Ibu tidak tahan, Ibu keluar saja”.

Apakah Bang Andy menyampaikan dengan marah marah?
AFN:
Tunggu ini Ibu Dewi Motik dulu, terus Ibu Dewi Motik ini berdiri, jalan, pada saat Ibu Dewi Motik berjalan ada seorang Ibu yang tiba tiba berteriak.; “Saya juga mempertanyakan hal ini, saya setuju dengan Ibu Dewi Motik’”.

Pada saat segmen keberapa?
AFN:
Segmen 2 dari 6 Segmen ini belum apa apa baru mengungkapkan fakta fakta. Ibu itu berkata “Saya kesini mau mendengarkan Ibu Elly, bukan mendengarkan yang seperti ini”, begitu kira kira yang saya tangkap. Karena saya bingung, kenapa Ibu ini nadanya tinggi sekali dan berkata :”Ini engga pantas ini begini, saya pikir Ibu Elly yang akan jadi narasumber yang duduk disitu, kenapa dia (gigolo) yang diangkat?, saya bilang : “Tunggu Ibu, Ibu kalau nonton ini engga boleh sepotong sepotong, Ibu harus melihat secara utuh,  ini baru dua segmen karena berikutnya kita sudah punya skenario bagaimana menjelaskan apa yang terjadi, OK?”, dijawab : “Iya tapi kan saya diundang kesini karena saya pikir Ibu Elly yang akan menjadi narasumber”. Iya, Ibu Elly memang narasumber yang akan memberikan perspektif, kami biasa menempatkan Ibu Elly (narasumber) diantara penonton, karena ini sudah berjalan 5 tahun, please, kecuali beliau tidak pernah  menonton KA, atau pada saat diundang dan bukan kami yang mengundang, beliau salah menangkap siapa yang menjadi narasumber. Nadanya tinggi, saya bingung, “Ya sudah, saya akan duduk dan mengawasi” , saya bilang, mengawasi?, saya bilang : “Begini Bu, kalau Ibu merasa tidak pas, Ibu merasa terganggu,  Ibu keluar saja”, Ibu tersebut berkata: ” Ya tapi saya…”,  saya tidak tahu karena udah ngomong itu ditengah banyak penonton, saya bilang : “Jangan Bu, Ibu keluar saja, karena nanti Ibu nanti terganggu”,  kemudian dia keluar, nah itulah. Kira kira begitulah bahwa itu bisa diartikan diusir ya, bisa diartikan diminta keluar, ya itulah, tapi konteksnya adalah itu.
Kalau kemudian ditulis karena hal ini Ibu Elly diberikan porsi yang lebih, saya bisa tunjukan dalam rundown yang sudah kita susun, Ibu Elly memang sudah diberikan brief pada bagian segmen mana saja Ibu Elly, agar jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, dalam  6 segmen itu Ibu Elly akan bicara di 3 segmen.
Segmen 4

Mengenai diusir karena tidak mau tepuk tangan? Apakah penonton dipaksa tepuk tangan?
AFN:
Memang di awal semua acara rekaman KA, semua penonton diarahkan nanti jika ada hal hal yang menarik untuk tepuk tangan  agar semangat, itu tradisi, bagian segmen mau berakhir juga begitu, kalau kita mau cari alasan bisa aja tidak pas karena ini kisah sedih kok diberikan tepuk tangan, tapi (jika dikatakan) mau cari alasan dari perspektif saya pada saat ujung itu pada dasarnya adik kita yang perempuan dan lelaki itu mengatakan ingin keluar dari itu, bukankah itu perlu diberikan tepuk tangan, semangat  apresiasi bahwa ada keinginan dari mereka utk keluar dari jerat seks yang ngga benar.

Mengenai jokes yang tidak pantas dilontarkan? jokes apa yang dilontarkan saat itu?
AFN:
Betul, kalimat ini memang ada benarnya tapi kita harus meletakkan pada konteksnya, ini sebenarnya kesalahpahaman dari sudut pandang yang tidak utuh menurut saya, jadi tadinya saya tidak terlalu gundah, menurut saya tidak apa, setiap orang punya sudut pandang yang harus dihargai.
Jokes pada saat saya tanya siapa yang jadi klienmu, dijawab ada si A Si B bahkan menyebut nama anggota dewan, ini mengagetkan, nama tidak disebut, tapi yg harus dipahami ini rekaman, dalam proses rekaman kadang kadang kita menggali lebih jauh, tapi nanti kita akan lihat mana yang pantas mana yang tidak, jadi banyak orang bilang lebih enak nonton saat proses rekaman secara langsung, karena banyak hal yang nantinya tidak ditayangkan, disitulah sensor mulai bekerja mana yang pantas atau tidak.
Jokes saya, seperti, apa ada yang kribo seperti saya yang datang menjadi klienmu, ini dalam konteks jokes jokes yang memang tidak akan pantas untuk disiarkan , itu bagian dari mencairkan suasana dimana kita tahu anak ini tidak gampang untuk berbicara, kita tahu suasana psikologis dia,  ketika dijelaskan bahwa tujuan dari yg akan dia ungkapkan ada lah pembelajaran bagi teman teman yang lain agar tidak terjerumus dia setuju, karena dia memang memiliki misi yang sama juga, jokes itu penyegar, membuat dia merasa lebih nyaman, jokes itu agar dia merasa tidak dihakimi,  kalau saya bertanya seperti mencecar, dia akan takut dan tidak akan mau lagi bicara, ini masalah teknik wawancara. Saya 25 thn lebih menjadi wartawan, saya tahu kapan serius, kapan jokes, kapan itu harus diedit, saya punya banyak bukti dimana saya mengatakan ke produser bahwa ini dipotong, krn saya ingin menerangkan kepada penonton jokes ini hanya diruang ini saja tidak keluar. Hal-hal semacam itupun sudah difikirkan. Tapi saya tetap menghargai pendapat Ibu teman kita itu.
(Andy Noya menjelaskan bahwa sebelum mengangkat topik ini dia sudah meminta timnya yang mengurus mengundang penonton untuk menegaskan sekali lagi soal topik yang akan diangkat, dan tidak ada anak sekolah atau dibawah umur yang datang menonton distudio dan dia akan memberikan skorsing kepada anggota timnya yang mengurus undangan, jika ternyata ada penonton yang hadir adalah anak usia sekolah atau dibawah umur.)

Apakah ada penonton lain yang keberatan saat itu?
AFN:
Saya menyadari hal itu dan sayapun menerangkan kembali mengenai topik ini, dan pesan moral yang akan disampaikan, dan bertanya apakah ada yang keberatan, kalaupun ada saya persilahkan untuk keluar jangan sampai menggangu pikiran anda dan menyusahkan anda.
Yang menarik, dan saya ingat ada seorang Ibu berpakaian biru muda yang mengusulkan pada saat ditayangkan agar ditiadakan bagian yang   menjelaskan berapa tarif dan pendapatan mereka karena ditakutkan nanti akan mendorong anak remaja lain untuk mencari uang dengan cara yang sama. Saya mengucapkan terimakasih untuk usulnya.
Pada saat rapat evaluasi setelah taping, saya mengemukakan hal ini dan hampir semua anggota tim setuju.
Jika pada saat itu saya membayangkan sang ibu (penulis blog) bisa menjelaskan dengan baik apa pokok pikirannya dengan baik dan keras mungkin menurut saya akan lebih efektif daripada dengan nada tinggi dan keras menurut saya menghakimi saya, menghakimi topik ini, menghakimi program ini tampa melihat ini konteksnya apa, ini dia merasa kenapa Ibu Elly porsinya sedikit padahal baru dua segmen, kalau dia ikuti dengan tenang dia akan tahu bagaimana Ibu Elly akan menjalankan perannya memberikan prespektif,  bukan sebagai aksesoris pelengkap  seperti yang disebutkan, seharusnya Ibu Elly marah dan merasa terhina jika disebutkan hanya sebagai aksesoris karena peran beliau sangat penting.
Saya sudah beberapa kali bertemu Ibu Elly dan saya tertarik dengan program memerangi pornografi di kalangan remaja, dan Ibu Elly mengeluh tidak ada yang peduli, bagaikan berteriak dipadang pasir, saya berkata saya peduli, Kick Andy peduli bahkan saya  sudah menyiapkan rencana utk gerakan  memerangi pornografi dikalangan remaja bahkan saya sedang cari sponsor da saya sudah meng-hire khusus dua orang untuk rencana program ini. Saya berencana masuk kesekolah sekolah, mengadakan workshop untuk Ibu, orang tua murid dan guru, untuk memerangi hal ini. Melihat hal ini saya sedih sekali dan saya merasa dihakimi, di dzolimi hanya karena dua segmen tadi dan diambil konklusi bahwa bejat betul Andy Noya.

Mengenai tulisan : Ekspektasi saya waktu itu, sebagai host yang bijak, Andy akan meminta masukan dari para pakar yang banyak hadir, bagaimana baiknya ending acara ini agar tidak disalah pahami, dan pesan yang disampaikan membawa manfaat untuk masyarakat, terutama anak mudanya agar jangan sekali-sekali   meniru dan mengulangi kesalahan yang sama.
AFN:
Ini menarik ini kan soal bagaimana ending dari acara ini, ini kan belum ending waktu beliau keluar marah marah, sehingga salah paham.
Saya akui disitu banyak pakar, saya diperkenalkan setelah acara, saya tidak akan mungkin mewancarai mereka satu persatu, kepakaran harus diuji, saat penentuan narasumber harus dicocokan kita mau bicara apa, tidak semua pakar diajak bicara, katakanlah pakarnya sama tapi teori berbeda nanti penonton akan bingung, kalau dua pakar bicara teori sama, nanti buang buang durasi kalau dipotong nanti sakit hati.
Mengenai ekspektasi, Semua orang punya sudut pandang berbeda nanti akan terjadi riuh rendah ramai, akibatnya penonton tidak mendapat  apa-apa, maaf saja banyak dialog atau  talkshow yang menampilkan banyak pakar, saya di  KA berbeda, tolong hargai perbedaan ini. Kita tidak pilih banyak pakar bicara dalam satu kesempatan, Kita pilih mana yg cocok dengan topik, kita pilih mana yang mampu memberikan perspektif bahwa seks bebas itu sudah menghawatirkan dan terutama harus diwaspadai orang tua, jika saja ibu itu mau mengikuti waktu itu lebih tenang sedikit tidak buru buru  menghakimi,  dia akan tau pada akhirnya Ibu Elly bicara  soal dua hal penting seperti yang Ibu Elly minta untuk emnyampaikan upaya preventif bagi orang tua  bahkan tanpa diminta pun itu sudah ada didalam rundown acara, bahwa ada dua hal penting diujung acara, ada pesan penting, pesan moral yang harus disampaikan :
1. Apa yang sebaiknya dilakukan orang tua agar anak mereka gadis atau pria tidak terjebak seks pranikah
2. Kalau satu hari ada orang tua mendapati anaknya sudah melakukan seks pada usia dini, usia remaja, atau usia pranikah apa yang seharusnya dilakukan, apakah anak itu diusir, dikucilkan, atau sebaliknya. Dan itupun ada contoh narasumber lain, ada seorang ibu yang anaknya saat usaia 6 thn disodomi oom nya tanpa ibunya tau, kemudian  besarnya menjadi gay, melakukan hub seks bebas dengan pria, terjerat narkoba, juga terlibat seks bebas dengan wanita juga, dan Ibu itu tidak membuang anaknya bahkan menolong anaknya keluar dari situ.
Segmen terakhir AFN menyatakan :
Pada dasarnya semua yang ditulis Ibu ini sebenarnya positif ini mengingatkan kami semua untuk intropeksi tidak semua orang kita anggap sudah mengenal KA, KA jangan sok, KA bukan program yg ingin menjerumuskan orang tapi toh 5 thn tidak cukup untuk semua membuat orang tau untuk apa yang ingin disampaikan….
Saya berterimakasih karena sang Ibu dalam blognya menuliskan sudah memaafkan saya, walaupun saya tidak minta, tapi dalam kesempatan ini saya minta maaf jika apa yang saya sampaikan tidak berkenan dihati anda, dan terimakasih saya berikutnya karena disini disebutkan juga saya tidak melindungi narasumber berkaitan dengan insiden Ibu ini dan Ibu Dewi Motik keluar mereka berpapasan dengan narasumber saya yang sudah tidak memakai topeng dan rambut palsu tapi masih menggunakan baju yang sama diatas podium waktu itu,  AFN berterima  kasih dan menganggap ini kelalaian,  yang sebenarnya jika saya mau bela diri nih, seandainya ibu tidak keluar pasti tidak akan bertemu juga, karena itu sengaja kami susupkan keluar dari studio, pada saat penonton masih didalam, tapi kemudian terjadi insiden itu yang menyebabkan Ibu tersebut keluar diluar skenario tim KA sehingga berpapasan dan kepergok.
Diakhir acara sekali lagi AFN menyampaikan permintaan maafnya mudah mudahan tidak terlalu keras omongan nya dan bisa difahami dan dia tetap melihat apa yang di sampaikan sang ibu positif adanya.

0 komentar:

Powered by Olark