Download Driver HP Mini 110-1126NR 100-1126NR PC

9 komentar

Buat Mirror aja yang pengen Donlot Driver HP Mini 110-1126NR 100-1126NR PC, karena kemaren juga bis Nyari2 Drivernya buat temen...

Silahkan disedot gan..^^,
bisa mampir kesini juga : Click here

HP Mini  Sound Audio Driver
IDT Audio Driver for Microsoft Windows XP 5.10.6087.0 B

HP Mini Chipset Driver
Intel Chipset Installation Utility for ICH7 8.3.0.1018 B

HP Connection Manager for HP Mini Netbook
HP Connection Manager 3.0.0 for Windows 7 Seven, XP, Vista

HP Mini Graphics Video VGA Display Driver
Intel Graphics Media Accelerator Driver for Microsoft Windows XP

HP Mini Touchpad Driver
Synaptics Touchpad Driver

HP Mini Mobile Broadband Driver
Qualcomm Mobile Broadband Drivers - Gobi1000

HP Mobile Broadband Drivers - Qualcomm Gobi1000

HP Mini Hi-Speed USB 2.0 Ethernet LAN Driver
SMSC LAN9500 Hi-Speed USB 2.0 to Ethernet 10/100 Adapter LAN Driver

HP Mini Wireless LAN WLAN WiFi Driver
Broadcom Wireless LAN Driver

HP Mini Ethernet LAN Driver (Marvel)
Marvell LAN Driver 1.00 A

Semoga bermanfaat,

Terima kasih





Software buat nemuin file ganda dalam HD or FD

0 komentar

Buat temen2 Blogger yang udah punya banyak data di HD or FD masing2, pasti udah mulai keabisan ruang buat nyimpen filenya kaaren size tidak mencukupi, tapi banyaknya data dalam HD or FD kita juga disebabkan faktor banyaknya file kita yang "kembar" kaya foto, lagu, Software, data2 lain yang tanpa kita sadari..

Ada cara mudah agar kita dapat menghilangkan file kembar tersebut agar size HD or FD kita dapat jadi banyak lagi..

Gunakan salah satu dari SW ini Duplicate finder or CloneRemover

Silahkan Download disini




Terima kasih,

Semoga Bermanfaat

SweetIM For Yahoo Messanger

1 komentar

Untuk yang suka Ber - YM Ria Wajib Mendonlot SweetIM ini buat menambah Emoticon dalam Ym kita, So you Must Try this..

Metode Penelitian pada SMU 29 Jakarta

0 komentar

KECERDASAN EMOSIONAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMU NEGERI 29 JAKARTA SELATAN





Achmad Randy Waskita

106093003045

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009




BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya.

Menurut James O. Whittaker, belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diuabh melalui latihan atau pengalaman. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.

Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono adalah “Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar”.

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal.

Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi.

Menurut Goleman, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa.

Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja.

Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.

Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ.

Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Pada penelitian ini, penulis mengunakan siswa-siswi SMU Negeri 29 Jakarta Selatan sebagai sampel, yang merupakan SMU favorit se-Jakarta Selatan, berdasarkan nilai rata-rata nilai ulangan umum murni semester genap kelas XI tahun ajaran 2007/2008. Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti : ”Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 29 Jakarta Selatan”.


Powered by Olark